Jakarta, HanTer-Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq mengkhawatirkan pemerintah tidak siap menghadapi berbagai penyalahgunaan kejahatan di dunia cyber. Padahal saat ini pola kejahatan seperti penipuan, pemalsuan sampai prostutsi sudah menggunakan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) yang canggih.
“Contoh paling mudah adalah kasus prostitusi online ini, baik yang sifatnya terkoordinir atau individual adalah bentuk dari cyber crime dengan memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi. Pemerintah selama seperti lupa untuk membangun aspek budaya dan informasi karena hanya fokus membangun infrastruktur TIKnya saja,” ujar Mahfud di Gedung DPR, Kamis (18/6/2015).
Ini menurutnya menjadi pekerjaan rumah yang besar yang harus ditangani pemerintah karea dengan terabaikannya pembangunan budaya TIK yang memunculkan penyalahgunaan TIK dalam berbagai bentuk kejahatan.” Hal ini masih diperparah dengan aspek penegakan hukumnya lambat,” tambahnya.
Dia pun mencontohkan bagaimana lambatnya penangangan kasus prostitusi online yang sudah marak sejak lama.”Misalnya praktek prostitusi online ini sudah lama, bahkan kalau kita buka facebook, twitter dan lain gampang sekali ditemukan. Kalau masyarakat saja bisa gampang menemukan praktek ini, harusnya penegak hukum tidak sulit untuk membongkarnya,”tegasnya.
Dia pun meminta aparat penegak hukum, dalam hal ini jajaran kepolisian untuk tidak angin-anginan menangani kasus ini. Kalau ini tidak ditangani secara serius maka bisa saja muncul kejahatan-kejahatan selanjutnya yang akan lebih dahsyat. “Karena prakteknya abu-abu dan tidak jelas ini, bisa saja terjadi tindak kriminal lainnya seperti pembunuhan atau lainnya. Penyebarluasan penyakin juga lebih dahsyat,” tandasnya.
“Contoh paling mudah adalah kasus prostitusi online ini, baik yang sifatnya terkoordinir atau individual adalah bentuk dari cyber crime dengan memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi. Pemerintah selama seperti lupa untuk membangun aspek budaya dan informasi karena hanya fokus membangun infrastruktur TIKnya saja,” ujar Mahfud di Gedung DPR, Kamis (18/6/2015).
Ini menurutnya menjadi pekerjaan rumah yang besar yang harus ditangani pemerintah karea dengan terabaikannya pembangunan budaya TIK yang memunculkan penyalahgunaan TIK dalam berbagai bentuk kejahatan.” Hal ini masih diperparah dengan aspek penegakan hukumnya lambat,” tambahnya.
Dia pun mencontohkan bagaimana lambatnya penangangan kasus prostitusi online yang sudah marak sejak lama.”Misalnya praktek prostitusi online ini sudah lama, bahkan kalau kita buka facebook, twitter dan lain gampang sekali ditemukan. Kalau masyarakat saja bisa gampang menemukan praktek ini, harusnya penegak hukum tidak sulit untuk membongkarnya,”tegasnya.
Dia pun meminta aparat penegak hukum, dalam hal ini jajaran kepolisian untuk tidak angin-anginan menangani kasus ini. Kalau ini tidak ditangani secara serius maka bisa saja muncul kejahatan-kejahatan selanjutnya yang akan lebih dahsyat. “Karena prakteknya abu-abu dan tidak jelas ini, bisa saja terjadi tindak kriminal lainnya seperti pembunuhan atau lainnya. Penyebarluasan penyakin juga lebih dahsyat,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan Jajaran Polda Metro Jaya membekuk 6 mucikari yang biasa menjajakan ratusan wanita cantik secara online. Menurut Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Pol Mudjiono, para pelaku biasa menggunakan jasa pelayanan seks para wanita mudanya melalui berbagai saluran aplikasi media sosial mulai dari facebook.com, twitter, BBM (blackbery messenger), WeChat, dan WhatsApp selain mereka juga memiliki situs sendiri seperti semprotku.com dan lendir.org.
”Mereka kami ringkus dari beberapa lokasi berbeda, Seorang mucikari yang sudah berkeluarga kami tangkap dirumahnya di kawasan Jakarta Timur. Ada pula yang ketika kami tangkap, sebagian dari mereka sedang bertransaksi dengan konsumennya. Mereka semua sudah kami tahan dan ditetapkan sebagai tersangka,” terang Mudjiono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (17/6) kemarin.
Kasubdit Cyber Crime Dit Reskrimsus AKBP Suharyono mengatakan 6 mucikari online yang ditangkap jajaran Ditreskrimsus Polda Metro Jaya berasal dari kelompok yang berbeda. Mereka memiliki jaringan pelanggan mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta hingga Bali.Wanita yang mereka tawarkan pun memiliki tarif yang berbeda-beda yang dimulai dengan Rp 1,5 juta sampai Rp 25 Juta.
“Kepada penyidik, para tersangka menetapkan tarif untuk para pelacurnya dalam kategori yang berbeda-beda, namun harga dipukul rata untuk tarif short time atau 2 jam pelayanan. Tarif termurahnya Rp 1,5 juta untuk shortime, dan termahal Rp 25 juta untuk short time. Tapi ada juga tarif untuk kencan seharian,” ujar Suharyono.
Salah seorang tersangka, Zultiansyah, 37, mengaku sudah setahun terakhir ini menjalankan bisnis pelacuran onlinenya itu. Dia menjajakan perempuan binaannya melalui situs semprot.com yang sudah diblokir Kemenkominfo atas permintaan polisi. ”Saya pasang pin bb saya di situs semprot.com itu. Pelanggan yang menginvite pin bb saya baru bisa memesan wanita yang diinginkannya,” ungkap Zultiansyah.
Sedangkan tersangka Eza dan Wawan mengakui sudah dua tahun terakhir ini menggeluti bisnis lendirnya. Eza sendiri mengaku sebelumnya dia bekerja di club malam sehingga banyak mengenal wanita muda berparas manis yang kemudian bisa diajaknya sebagai pelacurnya. Bisnisnya membesar setelah Eza menjajakan para pelacurnya lewat twitter. ”Uangnya lebih dari cukup Mas, bisa untuk ditabung,” ujar Eza santai.
”Mereka kami ringkus dari beberapa lokasi berbeda, Seorang mucikari yang sudah berkeluarga kami tangkap dirumahnya di kawasan Jakarta Timur. Ada pula yang ketika kami tangkap, sebagian dari mereka sedang bertransaksi dengan konsumennya. Mereka semua sudah kami tahan dan ditetapkan sebagai tersangka,” terang Mudjiono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (17/6) kemarin.
Kasubdit Cyber Crime Dit Reskrimsus AKBP Suharyono mengatakan 6 mucikari online yang ditangkap jajaran Ditreskrimsus Polda Metro Jaya berasal dari kelompok yang berbeda. Mereka memiliki jaringan pelanggan mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta hingga Bali.Wanita yang mereka tawarkan pun memiliki tarif yang berbeda-beda yang dimulai dengan Rp 1,5 juta sampai Rp 25 Juta.
“Kepada penyidik, para tersangka menetapkan tarif untuk para pelacurnya dalam kategori yang berbeda-beda, namun harga dipukul rata untuk tarif short time atau 2 jam pelayanan. Tarif termurahnya Rp 1,5 juta untuk shortime, dan termahal Rp 25 juta untuk short time. Tapi ada juga tarif untuk kencan seharian,” ujar Suharyono.
Salah seorang tersangka, Zultiansyah, 37, mengaku sudah setahun terakhir ini menjalankan bisnis pelacuran onlinenya itu. Dia menjajakan perempuan binaannya melalui situs semprot.com yang sudah diblokir Kemenkominfo atas permintaan polisi. ”Saya pasang pin bb saya di situs semprot.com itu. Pelanggan yang menginvite pin bb saya baru bisa memesan wanita yang diinginkannya,” ungkap Zultiansyah.
Sedangkan tersangka Eza dan Wawan mengakui sudah dua tahun terakhir ini menggeluti bisnis lendirnya. Eza sendiri mengaku sebelumnya dia bekerja di club malam sehingga banyak mengenal wanita muda berparas manis yang kemudian bisa diajaknya sebagai pelacurnya. Bisnisnya membesar setelah Eza menjajakan para pelacurnya lewat twitter. ”Uangnya lebih dari cukup Mas, bisa untuk ditabung,” ujar Eza santai.
Tarif Prostitusi Online
Dijelaskannya, Untuk wanita golongan Grade B dihargai antara Rp 2,5 Juta - Rp 3,5 Juta. Di kelas ini wanitanya tak terlalu cantik tapi punya tubuh bagus. Tapi, lokasi harus sesuai keinginan pekerja seks. Lalu Grade A antara Rp 4 Juta - Rp 7,5 Juta. Di kelas ini wanitanya punya kualitas sama dengan Grade B. Namun, lokasi ditentukan oleh pemesan. Kemudian untuk kelas regular Grade B ada dua jenis. Jenis pertama harganya dimulai dari Rp 5 - Rp 8,5 Juta. Sedangkan jenis kedua harganya Rp 8,5 Juta - Rp 12,5 Juta. Di kelas ini wanitanya kebanyakan mahasiswi. Rata-rata berparas cantik.
Perbedaan antara dua kelas itu, yakni untuk jenis regular Grade B pertama lokasi permainan seks ditentukan pekerja seks. Sedangkan untuk jenis kedua, lokasi permainan ditentukan pemesan. Lalu kelas medium Grade A dimulai dari harga Rp 9 Juta - Rp 16 Juta. Perbedaannya dengan kelas reguler Grade B, mahasiswa ini bisa dibawa kemana saja sesuai keinginan pemesan. Tapi kualitas wanitanya diatas regular Grade B.
Sedangkan untuk kelas model, Eza membagi dalam tiga kelas. Kelas termahal untuk model adalah premium Grade A+(model). Model-model di kelas ini bukan model terkenal. Sebagian besar model-model baru yang pernah menjadi usher atau penerima tamu di acara-acara. Tapi ada dua kelas disini. Kelas pertama tarifnya dimulai dari Rp 8 Juta dan bisa lebih, tergantung keinginan para modelnya. Namun, di kelas pertama ini para model hanya melayani Short time dan lokasi ditentukan pemesan.
”Sedangkan kelas premium Grade A+ biasanya wanitanya model yang pernah tampil di majalah atau televisi, tarifnya Rp 25 juta ke atas, tapi tarif ini bukan untuk kencan short time, tapi full day atau full night,” pungkasnya.
Ia menambahkan, kategori itu dibagi-baginya dalam waktu dua tahun, yang mana para pelacurnya terpencar di seluruh Indonesia, mulai dari Jakarta, Surabaya, Jogja, Semarang, Bandung, dan Bali.
”Semuanya tak pernah bertemu langsung dengan saya, kami saling kontak lewat twitter, BBM atau WhatsApp.
Ia menambahkan, ada juga pelacurnya yang tak memberikan fee 40 persen yang dimilikinya, hal itu terjadi lantaran konsumen melunasinya dengan menitipkan uang pelunasan kepada pelacur yang bersangkutan. ”Itu pernah, biasanya kalau ada yang kayak begitu saya langsung memblokir perempuan yang bersangkutan dan tak menawari jasanya lagi ke pelanggan. Karena sangat banyak Mas model dan mahasiswi yang minta dipasarkan lewat saya kok,” pungkasnya tenang. (ind)
Berikut informasi tarif PSK EA:
Short Time Rate 1 kali main:
- Grade B: Start From Rp 2,5 juta - Rp 3,5 juta (incall/outcall).
- Grade A: Start From Rp 4 juta - Rp 7,5 juta (outcall only).
- Premium Grade A (Model): Start From Rp 8 juta - end (outcall only).
- Regular Grade B: Start From Rp 5 juta - Rp 8,5 juta (incall & outcall only).
- Medium Grade A: Start From Rp 9 juta - Rp 16 juta (outcall only).
- Premim Grade A (Model): Start From Rp 17 Juta - end (outcall only).
Perbedaan antara dua kelas itu, yakni untuk jenis regular Grade B pertama lokasi permainan seks ditentukan pekerja seks. Sedangkan untuk jenis kedua, lokasi permainan ditentukan pemesan. Lalu kelas medium Grade A dimulai dari harga Rp 9 Juta - Rp 16 Juta. Perbedaannya dengan kelas reguler Grade B, mahasiswa ini bisa dibawa kemana saja sesuai keinginan pemesan. Tapi kualitas wanitanya diatas regular Grade B.
Sedangkan untuk kelas model, Eza membagi dalam tiga kelas. Kelas termahal untuk model adalah premium Grade A+(model). Model-model di kelas ini bukan model terkenal. Sebagian besar model-model baru yang pernah menjadi usher atau penerima tamu di acara-acara. Tapi ada dua kelas disini. Kelas pertama tarifnya dimulai dari Rp 8 Juta dan bisa lebih, tergantung keinginan para modelnya. Namun, di kelas pertama ini para model hanya melayani Short time dan lokasi ditentukan pemesan.
”Sedangkan kelas premium Grade A+ biasanya wanitanya model yang pernah tampil di majalah atau televisi, tarifnya Rp 25 juta ke atas, tapi tarif ini bukan untuk kencan short time, tapi full day atau full night,” pungkasnya.
Ia menambahkan, kategori itu dibagi-baginya dalam waktu dua tahun, yang mana para pelacurnya terpencar di seluruh Indonesia, mulai dari Jakarta, Surabaya, Jogja, Semarang, Bandung, dan Bali.
”Semuanya tak pernah bertemu langsung dengan saya, kami saling kontak lewat twitter, BBM atau WhatsApp.
Ia menambahkan, ada juga pelacurnya yang tak memberikan fee 40 persen yang dimilikinya, hal itu terjadi lantaran konsumen melunasinya dengan menitipkan uang pelunasan kepada pelacur yang bersangkutan. ”Itu pernah, biasanya kalau ada yang kayak begitu saya langsung memblokir perempuan yang bersangkutan dan tak menawari jasanya lagi ke pelanggan. Karena sangat banyak Mas model dan mahasiswi yang minta dipasarkan lewat saya kok,” pungkasnya tenang. (ind)
Berikut informasi tarif PSK EA:
Short Time Rate 1 kali main:
- Grade B: Start From Rp 2,5 juta - Rp 3,5 juta (incall/outcall).
- Grade A: Start From Rp 4 juta - Rp 7,5 juta (outcall only).
- Premium Grade A (Model): Start From Rp 8 juta - end (outcall only).
- Regular Grade B: Start From Rp 5 juta - Rp 8,5 juta (incall & outcall only).
- Medium Grade A: Start From Rp 9 juta - Rp 16 juta (outcall only).
- Premim Grade A (Model): Start From Rp 17 Juta - end (outcall only).
Full Day Rate:
- Regular Grade B: Start From Rp 8,5 juta - Rp 12,5 juta (outcall only).
- Medium Grade A : Start From Rp 25 juta - end (outcall only).
- Regular Grade B: Start From Rp 8,5 juta - Rp 12,5 juta (outcall only).
- Medium Grade A : Start From Rp 25 juta - end (outcall only).
0 komentar:
Posting Komentar